Refleksi Pembelajaran Inovatif
|Terdapat banyak model pembelajaran inovatif, salah satunya adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan STEAM. Pembelajaran STEAM ini menyediakan metode belajar yang terintregrasi, interaktif dan efektif yang dikombinasikan dengan pembelajaran mandiri dan kerja kelompok. Dasar dari pembelajaran dengan pendekatan STEAM terletak pada pembelajaran inkuiri dan pemikiran kritis. Kedua hal tersebut berbasis proses yang berarti proses saat mengajukan pertanyaan, proses menimbulkan rasa ingin tahu, dan proses menemukan solusi dari suatu masalah. Penerapan pembelajaran STEAM ini adalah menjadikan peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam menemukan solusi masalah.
Selain pembelajaran STEAM, ada juga pembelajaran “blended learning”. Pembelajaran ini memadukan pembelajaran tatap muka dan online dimana penerapannya didasarkan pada analisa dan perencanaan yang matang demi tercapainya hasil belajar peserta didik yang lebih optimal. Tujuan dilaksanakannya strategi pembelajaran “blended learning” ini adalah untuk mengkombinasikan kelebihan pembelajaran tatap muka dan kelebihan pembelajaran online. Model “blended learning” yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik seperti fasilitas belajar, ketersediaan akses terhadap teknologi, usia dan kemampuan peserta didik, serta durasi jam pelajaran. Selain itu, dalam menyusun dan mengkombinasikan kegiatan pembelajaran tatap muka dan online, guru perlu menguasai kemampuan-kemampuan seperti: pemanfaatan data karakteristik peserta didik, teknik mengajar dan memfasilitasi pembelajaran secara individual maupun kelompok, mengembangkan interaksi secara online, serta kemampuan dalam mengaplikasikan kombinasi ketiga kemampuan tersebut ke dalam praktek pembelajaran model blended learning.
Ada beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan blended learning antara lain Cisco Webex, SEVIMA EdLink, Google Classroom, Zoom Cloud Meeting, Edmodo, Moodle, dan Schoology. Setiap aplikasi dapat dimanfaatkan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pelaksanaan blended learning sendiri membutuhkan strategi penyampaian materi juga media yang tepat sehingga harus melalui perencanaan pembelajaran yang tidak asal asalan.
Harapan saya, saya dapat merancang model pembelajaran “ blended learning” yang inovatif dimana guru dan siswa masih bisa aktif. HOTS inovatif yang dapat diintegrasikan ke dalam tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran serta soal- soal yang masukan di dalam RPP juga merupakan suatu unsur yang penting untuk diterapkan terhadap kegiatan pembelajaran.
Perancangan pembelajaran yang baik merupakan salah satu penentu keputusan proses pembelajaran yang dilaksanakan saya selaku guru dalam satuan Pendidikan. Dengan perencanaan yang baik harapan saya kedepan dapat merancang pembelajaran yang inovatif dimana aktivitas persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur pembelajaran terbaru di abad 21 dan terintegrasi dalam komponen tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kendala yang saya hadapi didalam belajar Pedagogi modul 4 ini antara lain, yaitu:
– Terlalu banyak istilah asing yang membuat saya lebih lama memahami isi materi.
– Kendala waktu yang cukup singkat untuk mempelajari setiap KB dalam modul tersebut membuat saya kurang maksimal dalam memahami isi materi.